Setelah BBM naik 30% ternyata Sekolah Non Induk masih saja kena batunya. Diseberang sana sukses melanjutkan tabiatnya, namun sebelah menggenderang jidur takbir tanda perang akan datang. Begitulah nasib yang dialami sang Legenda.
sang Legenda berusaha memberikan kepercayaan, pemahaman, namun penjidur sudah tidak tahan menabuh genderang perang.
Saat sang Legenda bertaruh kehidupan, kemanusiaan, dan keharmonisan, namun penjidur menggoyahkan asa, menghancurkan impian.
Biarlah nantinya penjidur tahu bahwa sang Legenda hanya manusia biasa!
Tidak lebih dari Tuhan yang memiliki banyak keistimewaan...
Saat nanti penjidur mendapatkan tabiatnya, mungkin sang Legenda akan mendapatkan asa dan bahkan lentera kering yang jatuh di padang kering tandus dengan kotoran-kotoran dibawahnya!!!
Oh.... Nasib,
Bagaimana sang Legenda bisa mempertaruhkan semua waktu dan kepercayaan hanya untuk memberikan kepercayaan kepada penjidur yang sedikit mempertaruhkan waktu, namun meminta banyak untuk melangsungkan tabiatnya?
Bagaiaman sang Legenda bisa tidur saat penjidur menabuh genderang perang bertubi-tubi dihadapan sang Legenda?
Begitulah Tragisnya Sekolah Non Induk bagi sang Legenda...
Semoga bagi sang Legenda-legenda lainnya lebih beruntung dan lebih baik dari pada sang Legenda dari Sekolah Non Induk...
Kami sang Legenda hanya membutuhkan kepercayaan, bukan hinaan, bahkan jika kami ingin apakah penjidur mampu melawan sang Legenda dengan cemoohan!!!
Semoga penjidur mampu menghargai dan menghormati semua sang Legenda baik doa, harkat serta martabat!!!
Amin.. Ya Roball 'alamin...
Terima kasih Ya Alloh, semoga doa Q terkabulkan.... amin
0 comments:
Post a Comment