Pemerintah Indonesia menaruh perhatian sangat serius untuk meningkatkan
mutu pendidikan bangsa Indonesia dengan terus mengupayakan agar
pendidikan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat Indonesia
terutama dari masyarakat miskin dan rentan kemiskinan.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 diantaranya mengamanatkan tentang
Program Indonesia Pintar kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
untuk menyiapkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan menyalurkan dana
Program Indonesia Pintar (PIP) kepada siswa yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
Program Indonesia Pintar (PIP) melaui Kartu Indonesia Pintar ini
merupakan kelanjutan dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang
mencakup siswa dari jenjang pendidikan SD/MI,SMP/MTs,SMA/SMK/MA, dan
siswa/warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar (PKBM)/lembaga Kursus dan
pelatihan hingga anak usia sekolah seperti anak jalanan, pekerja anak,
anak-anak yang berada di panti asuhan dan anak-anak difabel dari rumah
tangga/keluaraga dengan status ekonomi terendah secara nasional yaitu
15,5 juta Rumah Tangga.
Pelaksanaan Program Indonesia Pintar melibatkan berbagai instansi
terkait dari tingkat pusat sampai tingkat daerah dari proses
merencanakan, melaksanakan hingga mengevaluasinya. Oleh karena itu
diperlukan Petunjuk Teknis Pelaksanaan agar progam ini dapat berjalan
sesuai dengan yang kita harapkan yaitu tepat sasaran, tepat jumlah,
tepat guna dan tepat waktu.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Kartu Indonesia Pintar, simak tanya jawab berikut ini :
1. Apa yang dimaksud dengan Program Indonesia Pintar melalui pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP)?Program
Indonesia Pintar melalui KIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan
kepada anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu, yang
merupakan bagian dari penyempurnaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
2. Siapa penyelenggara Program Indonesia Pintar melalui KIP?Program
Indonesia Pintar melalui KIP diselenggarakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Kartu Indonesia Pintar |
4. Apa tujuan dari Program Indonesia Pintar Melalui KIP?
- Menghilangkan hambatan siswa secara ekonomi untuk berpartisipasi di sekolah sehingga mereka memperoleh akses pelayanan pendidikan yang lebih baik di tingkat dasar dan menengah.
- Mencegah anak/siswa mengalami putus sekolah akibat kesulitan ekonomi.
- Menarik anak/siswa yang putus sekolah agar kembali bersekolah.
- Membantu anak/siswa kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan kegiatan pembelajaran.
- Mendukung penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (9) dan Pendidikan Menengah Universal (Wajib Belajar 12 tahun).
5. Siapa saja sasaran penerima KIP?
Pada tahap awal (November – Desember 2014) KIP diberikan kepada 161.840 anak siswa di sekolah/madrasah di 19 Kabupaten/Kota yang telah terdaftar sebagai penerima manfaat Program BSM (Bantuan Siswa Miskin) pada Tahun Ajaran 2013/2014. Pada tahap selanjutnya (Tahun 2015), Kartu Indonesia Pintar (KIP) akan diberikan secara bertahap.
Pada tahap awal (November – Desember 2014) KIP diberikan kepada 161.840 anak siswa di sekolah/madrasah di 19 Kabupaten/Kota yang telah terdaftar sebagai penerima manfaat Program BSM (Bantuan Siswa Miskin) pada Tahun Ajaran 2013/2014. Pada tahap selanjutnya (Tahun 2015), Kartu Indonesia Pintar (KIP) akan diberikan secara bertahap.
6. Apa saja kriteria/persyaratan siswa penerima KIP?
- Penerima BSM dari keluarga pemegang KPS yang telah ditetapkan dalam SP2D 2014;
- Siswa dari keluarga pemegang KPS/KKS yang belum ditetapkan sebagai Penerima manfaat BSM dan belum menerima BSM
- Siswa dari Peserta Program Keluarga Harapan (PKH)
- Siswa yatim dan/atau piatu yang tinggal di Panti Asuhan
- Siswa yang terancam putus sekolah karena kesulitan ekonomi dan/atau korban musibah berkepanjangan/ bencana alam melalui jalur FUS/FUM;
- Siswa/santri dari Pondok Pesantren yang memiliki KPS/KKS (khusus untuk BSM Madrasah) melalui jalur FUM;
- Siswa (anak usia sekolah) yang belum atau tidak lagi bersekolah yang datanya telah dapat direkapitulasi pada Semester 2 (TA) 2014/2015
7. Berapa jumlah manfaat Program Indonesia Pintar?Jumlah manfaat
KIP masih sama seperti Program BSM. Untuk tingkat SD/MI adalah sebesar
Rp225.000/semester (Rp450.000 per tahun), tingkat SMP/MTs
Rp375.000/semester (Rp750.000 per tahun) dan tingkat SMA/SMK/MA sebesar
Rp500.000/semester (Rp1.000.000 per tahun). Untuk siswa yang akan lulus
(kelas 6, 9 dan kelas 12) hanya menerima manfaat untuk 1 semester saja.
8. Bagaimana mekanisme penggunaan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk mendapatkan bantuan pendidikan di Tahun 2015?
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
- Siswa yang sudah memiliki KIP membawa kartu tersebut ke sekolah tempat siswa tersebut terdaftar.
- Sekolah mencatat data siswa tersebut dengan benar sesuai format, merekapitulasi data semua siswa pemilik KIP dan mengirimkan rekapitulasi tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kankemenag Kabupaten/Kota.
- Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengirimkan semua hasil rekapitulasi sekolah di Kabupaten/Kota tersebut ke Kemendikbud dengan menembuskan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi.
- Kemendikbud akan menerbitkan Surat Keputusan (SK) Penetapan siswa penerima manfaat KIP dan mengirimkan SK tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan daftar penerima manfaat KIP ke lembaga/bank penyalur yang ditunjuk.
- Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota akan mengirimkan surat pemberitahuan dan daftar penerima manfaat KIP ke sekolah serta lokasi dan waktu pengambilan dana bantuan.
- Sekolah memberitahukan ke siswa/orangtua waktu pengambilan dana bantuan.
- Siswa/orangtua mengambil dana bantuan ke lembaga/bank penyalur yang ditunjuk.
Kementerian Agama:
- Siswa yang sudah memiliki KIP membawa kartu tersebut ke madrasah tempat siswa tersebut terdaftar.
- Untuk Madrasah Swasta, Kepala Madrasah mencatat dan merekapitulasi siswa yang memiliki KIP dan siswa dari keluarga penerima KPS/KKS berdasarkan format untuk kemudian merekapitulasi nama siswa tersebut sebagai penerima manfaat KIP.
- Kepala Madrasah Swasta membuat Surat Keputusan (SK) Penetapan Siswa Penerima manfaat KIP, berita acara SK serta Rekapitulasi Siswa Calon Penerima manfaat KIP dan mengirim seluruh salinan format ke Kantor Kementerian Agama/Kankemenag Kabupaten/Kota. Untuk Madrasah Negeri yang memiliki DIPA/anggaran sendiri, rekapitulasi siswa penerima manfaat KIP dikirimkan ke Kankemenag Kabupaten/Kota.
- Kankemenag Kabupaten/Kota merekapitulasi usulan siswa calon penerima manfaat program dan menetapkan seluruh penerima manfaat yang memiliki KIP serta anak/siswa dari keluarga KPS/KKS yang belum menerima KIP.
- Menerbitkan SK Daftar Siswa Calon Penerima manfaat KIP serta Rekapitulasi Siswa dan kemudian mengirimkan seluruh salinan ke Kantor Wilayah/Kanwil Kementerian Agama Provinsi.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi merekapitulasi siswa penerima manfaat dari Kankemenag Kabupaten/Kota dan menetapkan seluruh penerima BSM yang memiliki KIP serta anak/siswa dari keluarga KPS/KKS sebagai penerima manfaat KIP. - Kanwil Kementerian Agama Provinsi menerbitkan Surat Keputusan (SK) dan rekapitulasi siswa penerima manfaat program kemudian mengirimkan salinan SK ke Kankemenag Kabupaten/Kota untuk kemudian diteruskan ke madrasah untuk diinformasikan kepada siswa penerima manfaat program melalui KIP.
- Madrasah memberitahukan ke siswa/orangtua waktu pengambilan dana bantuan.
- Siswa/orangtua mengambil dana bantuan ke lembaga/bank penyalur yang ditunjuk.
9. Bagaimana jika anak tidak memiliki KIP tetapi orangtuanya memiliki
KKS/KPS? Apakah KKS/KPS dapat digunakan untuk mendapatkan bantuan
Program Indonesia Pintar?
Siswa/anak dapat menggunakan KKS/KPS yang dimiliki oleh orangtuanya jika belum memiliki KIP dengan cara:
- Membawa KKS/KPS yang dimiliki beserta dokumen pendukung seperti Kartu Keluarga/KK atau Surat Keterangan yang menyatakan anak sebagai anggota keluarga KPS/KKS (jika anak/keluarga tidak memiliki KK) ke sekolah/madrasah tempat anak terdaftar.
- Sekolah/madrasah akan mencatat data anak ke dalam daftar calon penerima KIP untuk kemudian direkap ke Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
- Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menyerahkan daftar rekap tersebut ke Kemendikbud/Kemenag.
- Kemendikbud/Kemenag akan mencatat dan mengirimkan KIP tambahan utk siswa/anak ke alamat sekolah/rumah tangga.
10. Bagaimana jika KIP/KKS/KPS hilang?Seperti yang tertera pada
bagian belakang kartu, bahwa kartu menjadi tanggung jawab penerima kartu
dan harus dijaga dengan baik. Segala kerusakan dan kehilangan kartu
menjadi tanggung jawab penerima kartu, dimana kartu yang hilang tidak
bisa digantikan.
11. Apakah bantuan dapat segera diambil setelah mendapatkan KIP?Pada
Bulan November-Desember 2014, KIP diberikan kepada 161.840 siswa di 19
Kabupaten/Kota. KIP ini diberikan hanya sebagai penanda bahwa anak
tersebut berhak untuk mendapatkan bantuan pendidikan Program Indonesia
Pintar untuk seterusnya sampai jenjang pendidikan SMA/SMK/MA. KIP dapat
digunakan untuk mengambil bantuan di tahun 2015 (semester II Tahun
Ajaran 2014/2015) karena siswa sudah menerima manfaat Program BSM pada
tahun ini (Semester I Tahun Ajaran 2014/2015).
12. Kapan manfaat Program Indonesia Pintar melalui KIP disalurkan?Manfaat
program Indonesia Pintar melalui KIP akan disalurkan dua kali dalam
satu tahun. Pembayaran untuk Semester I dilakukan pada bulan
Agustus/September dan pembayaran semester II dilakukan pada bulan
Maret/April.
13. Bagaimana cara siswa mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP)?Siswa/orangtua
dapat mengambil secara langsung manfaat KIP ke lembaga/bank Penyalur
yang ditunjuk dengan membawa dan menunjukkan beberapa dokumen sebagai
pendukung berupa Surat Pemberitahuan Penerima BSM dari Kepala
Sekolah/Madrasah, dan bukti identitas lainnya seperti Akte Kelahiran,
Kartu Keluarga, Rapor, Ijazah, dll).
14. Untuk apa sajakah bantuan tunai melalui KIP ini dapat digunakan?Bantuan/dana tunai pendidikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendukung biaya pendidikan siswa seperti:
- Pembelian buku dan alat tulis sekolah
- Pembelian pakaian/seragam dan alat perlengkapan sekolah (tas, sepatu, dll)
- Biaya transportasi ke sekolah.
- Uang saku siswa/ iuran bulanan siswa
- Biaya kursus/les tambahan
- Keperluan lain yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan di sekolah/madrasah (sumber)
0 comments:
Post a Comment